Sabtu, 18 Agustus 2012

Mega Proyek Indonesia

Indonesia 2045 Vision
and
Beyond


"Kita bekerja dengan sungguh-sungguh. Kita berdoa dengan sungguh-sungguh.

Selanjutnya, biarlah Tuhan yang menentukan.

(Sekarang katakan dalam hati dengan rasa keyakinan yang kuat)

BENDERA SUDAH DIKIBARKAN.

(lebih perkuat lagi rasa keyakinan Kita)

MAKA KIBARKANLAH SETINGGI MUNGKIN.

(tingkatkan rasa keyakinan Kita sekuat-kuatnya)

KIBARKANLAH BENDERA KEMENANGAN KEPADA KEHIDUPAN.

KEHIDUPAN YANG BERHIKMAH.

Tuhan Bersama para Pemberani!


1. Mesjid Istiqlal


Rancangan Pembangunan Mesjid Istiqlal 25 Tahun Mendatang

Selain untuk Tempat Ibadah, Kompleks Mesjid Istiqlal ini akan diperluas menjadi Pusat Pendidikan Islam dari Pendidikan Usia Dini sampai SMA

Pusat Pengembangan Ekonomi Syariah di Asia Tenggara

Melahirkan 1000 Orang Pakar Ekonomi Syariah
dan
10.000 Ribu Pengusaha yang Tangguh
serta
ditiap kabupaten/kota terdapat Indonesian Islamic Business Forum


2. Monas



Rancangan Monumen Nasional 25 Tahun Mendatang


Taman yang Hijau, Indah, dan Menyimpan arsip sejarah Indonesia

Di tiap Kabupaten/Kota di Indonesia terdapat taman yang hijau dan museum kesejarahan mengenai daerah tersebut


3. Gelora Bung Karno


25 Tahun Mendatang Pusat Olahraga Terindah di Asia Tenggara

a. 2030-2035 Indonesia Memasuki Piala Dunia


b. 2050-2060 Indonesia Menjuarai Olimpiade Dunia

Tiap Provinsi di Indonesia memiliki Stadion Kelas Internasional
Tuan Rumah Piala Dunia 2040

Di tiap Kabupaten Kota di Indonesia terdapat Sport Center Berstandar Internasional


4. Jemabatan SURAMADU

Pembangunan Kompleks SURAMADU 25 Tahun Mendatang

Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Kelautan
Kota Maritim

Pembangunan Jembatan-jembatan kelas dunia penghubung antar daerah

5. Proyek Kota-Kota Mandiri

2050-2060
Terdapat 180 Kota Mandiri Bertaraf Dunia di Indonesia

Coastarina



Di Pulau Batam akan dibangun pulau-pulau buatan yang menyerupai peta dunia terbesar di dunia mengalahkan perumahan di Dubai. Sebagian areanya diperoleh dari hasil reklamasi. Site plan-nya dirancang bak lagoon raksasa yang bagian tengahnya ditata menyeru0pai peta dunia dengan miniatur berbagai benua: Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan Antartika.

Di Coastarina, akan dibangun total 1.000 rumah di kawasan total 150 hektar (25 hektar termasuk taman dan fasilitas umum). Coastarina mega proyek ini akan selesai dalam 6 tahun dan total investasi diperkirakan menjadi 60 – 80 juta USD atau sekitar Rp. 570 M / Rp 760 M. MURI (Museum Rekor Indonesia) memberikan penghargaaan kepada Coastarina untuk papan tulisan terbesar di Indonesia.

Pembangunan 18 Kota Megapolitan di Indonesia sampai 2045

Membangun 100 Kota Mandiri

Visi 2145


(200 Tahun Indonesia Merdeka)


Benua Maritim Indonesia

Jelas sekali bahwa masa depan Benua Maritim Indonesia berada pada sikap dan tindakan rakyat Indonesia sendiri, baik yang duduk dalam pemerintahan, dalam dunia akademis dan ilmu pengetahuan maupun dalam dunia swasta untuk mengadakan perubahan terhadap kendala-kendala ini.

Selama pemerintahan yang dilakukan kurang mewujudkan desentralisasi dan otonomi daerah yang memungkinkan setiap daerah berkembang maju dan rakyat pada umumnya belum dapat diubah pandangannya terhadap kelautan, maka Benua Maritim Indonesia hanya akan menunjukkan kemajuan yang terbatas dan tidak sesuai dengan potensinya. Juga aktualisasi Wawasan Nusantara sangat dipengaruhi kemampuan kita memanfaatkan komunikasi dan angkutan secara lebih luas untuk mengembangkan budaya nasional Indonesia atau budaya Nusantara.


I. PEMIMPIN ASEAN


II. PEMIMPIN NEGARA-NEGARA ISLAM


School Reform (Reformasi Sekolah)

1% Penduduk Indonesia Ilmuwan berkualitas International

2% Penduduk Indonesia adalah Entrepreneur Unggul

Project 1 Juta Guru Profesional

(1 Juta Guru di Indonesia Bergelar Doktor)

25 Tahun Mendatang Indonesia Mempunyai

18 Universitas Berkualitas Dunia
(Masuk Jajaran 100 Universitas Terbaik Dunia)


Ditiap Kabupaten Kota Terdapat Universitas yang Berkualitas dan Semuanya Berstandar Asia


Dibangunnya Jaringan Indonesian Institute of Sciences & Technology
(IUST) 10 Buah di Seluruh Indonesia


Kampus Induk di Serpong (Institute Teknologi Indonesia)

Fokus Kampus I
(Kedirgantaraan dan Keluarangkasaan)

Fokus Kampus II
(IPTEK Kelautan)

Fokus Kampus III
(Otomasi Kendali & Robotics)

Fokus Kampus IV
(Electronics, Komputer & TIK)

Fokus Kampus V
(Nuclear Technology)

Fokus Kampus VI
(Material & Nanotechnology)

Fokus Kampus VII
(Health Sciences Technology & Biotechnology)

Fokus Kampus VIII
(Automotive Technology)

Fokus Kampus IX
(Food, Clothes and House Science Technology)

Fokus Kampus X
(Defense Technology)


Seluruh Sekolah Dasar dan Menengah di Indonesia Berstandar Nasional

dan 70%nya sudah Bertaraf Internasional




Program Pengiriman
1 juta Pelajar Indonesia
Ke Universitas-Universitas

Top Dunia

RENCANA STRATGIS sampai Tahun 2045

Mengirimkan 1 Juta Pelajar Indonesia ke:


Tahap I (2010-2015)

Tahap II (2015-2020)

Tahap III (2020-2025)

Tahap IV (2025-2030)

Tahap V (2030-2035)

Tahap VI (2035-2040)

Tahap VII (2040-2045)


1. Tiap Kabupaten Kota di Indonesia Mengirimkan Pelajarnya
Minimal 100 orang pertahun ke Universitas-universitas Top Tersebut

2. Tiap Provinsi di Indonesia Mengirimkan para Pelajarnya Minimal 1000 orang
pertahun ke Universitas-universitas Top Tersebut


3. Setiap Universitas atau PT di Seluruh Indonesia mengirimkan Minimal 100 orang ke Univeritas
-universitas Top Tersebut

4. Setiap Sekolah Bertaraf Internasional di Indonesia mengirimkan minimal 18 orang pelajar tiap tahun ke Universitas-UniversitasTop tersebut

5. Setiap perusahaan besar di Indonesia wajib mengirikan minimal 18 orang pegawainya yg berprestasi pertahun untuk mengenyam pendidikan atau pelatihan di universitas-universitas Top Tersebut





Kompleks Industri Kesehatan


Indonesian Health Industrial Park

1. Pusat Industri Kesehatan Alam

2. Bioteknologi

3. Pusat Litbang Obat-obatan Alamiah Indonesia


1. Jalan Tol Trans Jawa

Pemandangan udara tol Kanci-Pejagan di Cirebon

Jalan tol Trans Jawa merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia. Panjangnya 650 kilometer menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Dana yang dibutuhkan tidak main-main, puluhan triliun rupiah. Bayangkan, untuk membebaskan lahannya saja membutuhkan duit Rp5 triliun. Sebagian ruas sudah selesai seperti Tol Kanci-Pejagan di Cirebon, sebagian sedang dibangun dan dibebaskan lahannya. Jika jalan tol ini selesai, dipastikan bakal mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa.

Di Sepanjang Jalan Tol Akan Dibagun Pusat-pusat Ekonomi dan Bisnis

(Business & Economics Zone)

Membangun Jalan Bebas Hambatan Sepanjang Sumatra dan Jawa

Tol Trans Kalimantan

Tol Trans Sulawesi

Tol Trans Papua

2. Perluasan Pelabuhan

Tumpukan peti kemas ekspor di Tanjung Priok

Agenda besar lainnya adalah mengembangkan sejumlah pelabuhan, salah satunya pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi pelabuhan bertaraf internasional. Dengan demikian, Priok bisa menampung kapal berkapasitas besar dari 3.000 teus menjadi 5.000 teus. Untuk itu, Priok akan melakukan reklamasi besar-besaran karena membutuhkan lahan 270 hektare. Total investasi itu diperkirakan mencapai Rp22 triliun.

25 Tahun Mendatang Indonesia mempunyai 18 Pelabuhan Bertaraf Internasional


Pembangunan Pusat-pusat ekonomi dan bisnis berbasis pelabuhan dan kelautan.
3. Jalan Lintas di Sejumlah Pulau

Jalan lintas Padang - Bukittinggi di kawasan Silaing, Padangpanjang

Selain jalan tol, pemerintah SBY menjanjikan akan membangun jalan lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Papua. Totalnya sepanjang total 19.370 kilometer pada 2014.


25 Tahun Mendatang Jalan di Indonesia akan bertambanh 60.000 KM

Dibangunnya Jalan Tol Sumatra-Jawa Sepanjang 2000Km Tahun 2045

4. Pembangkit Listrik 10.000 Megawatt Tahap II


Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Muara Karang, Jakarta

Pembangunan pembangkit listrik tahap II juga merupakan salah satu agenda pemerintah SBY setelah membangun Pembangkit Listrik Tahap I. Sebagian dari proyek pembangkit listrik tersebut akan mengandalkan sumber energi batu bara, serta panas bumi.

25 Tahun mendatang Indonesia Akan Surplus Energi

Swasembada Energi


5. Mass Rapid Transit (MRT)

Subway, salah satu moda angkutan MRT

MRT Jakarta merupakan salah satu agenda besar angkutan transportasi massal. Ini sebenarnya sudah dibahas sejak 1985, namun mulai ada titik terang pada 2005, pada masa kabinet SBY tahap pertama. Meski sudah mulai digarap, namun proyek raksasa ini tidak akan tuntas 2014. Diperkirakan baru bisa terwujud 2016. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp16 triliun dengan pinjaman dari Jepang, serta mengandalkan anggaran dari Pemda DKI Jakarta dan pemerintah pusat.


Dibangunnya Kereta Listrik sepanjang pulau sumatra dan jawa 2025-2040


Jembatan Selat Sunda


jembatan selat sunda adalah salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi selat sunda sebagai penghubung antara pulau jawa dengan pulau sumatera jembatan selat sunda ini akan menjadi jembatan terpanjang pertama di dunia yang dibangun dengan bentang tengah sampai 2.200 meter.

Perkiraan biaya investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan jss sekitar rp 100 triliun. Pembangunan proyek jss membutuhkan waktu minimal 10 tahun. Kalau tahun 2012 sudah mulai dibangun rencananya jembatan sudah dibuka tahun 2022. Pada jembatan tersebut akan dibuat enam lajur kendaraan, masing-masing tiga lajur dalam satu ruasnya.

Jembatan selebar 60 meter ini juga dilengkapi dua jalur pejalan kaki dan jalur darurat. Tak hanya itu, jembatan ini juga akan dilengkapi dua rel kereta. Jembatan rencananya akan berada pada 70 meter di atas permukaan laut, dan melewati tiga pulau-pulau kecil di selat itu, yaitu pulau prajurit, ular, dan sangiang. Ini merupakan jembatan dengan panjang 29 kilometer yang akan menjadi jembatan terpanjang di dunia.

Mega Proyek Universitas Indonesia



Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektar. Gedung perpustakaan UI dirancang dengan konsep “sustainable building” kebutuhan energi menggunakan sumber terbaru yaitu Energi Matahari.

Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air dan kertas. Hal inilah yang menjadikan perpustakaan UI terbesar, termodern dan terindah di dunia.




Selain perpustakaan yang megah dan modern, kabarnya UI juga akan segera membangun Stasiun Kereta Termegah yang tergabung ke dalam rangkaian UI Mega Proyek. Bahan bangunannya pun dipercaya akan mengandung bahan-bahan alam yang ramah lingkungan. Hal ini terkait dengan konsep Green Campus-nya UI.


Jaringan Perpustakaan Indonesia

Di tiap Kabupaten/Kota di Indonesia terdapat perpustakaan dengan Koleksi masing-masing lebih dari 1 juta buku.

Center Point of Indonesia

Makassar akan memiliki kawasan super megah sebagai pusat bisnis, wisata dan pendidikan yang dinamakan center point of indonesia. Center point of indonesia dibangun di kawasan dengan luas total 600 hektar itu akan terdapat bangunan bangunan menjulang tinggi, pusat bisnis dan pemerintahan, kawasan hiburan, hotel hotel kelas dunia yang dilengkapi dengan lapangan golf dengan view ke laut lepas dan pemandangan menakjubkan ke pulau pulau di teluk makassar.

Di kawasan ini juga akan dibangun istana kepresidenan yang selama ini hanya berada di jawa dan bali. Istana ini nantinya berada di atas laut. Di kawasan cpi juga akan dibangun masjid termegah di asia, sekelas taj mahal di india. Ada juga the makassar notradamus, yaitu taman 1000 patung pahlawan indonesia. Masih di lokasi yang sama, makassar juga akan membangun public space atau area publik terluas di dunia. Di lapangan nan luas ini, akan terdapat banyak kawasan hijau, tempat bermain, taman bunga, tempat beristrahat, dan tentunya pantai buatan. Di sekitar kawasan ini juga akan terdapat waterfront dan marinas.

Center point of indonesia akan dilengkapi dengan dua jalan layang selebar masing masing 40 meter, waterway, monorail dan busway. Monorail di cpi akan menghubungkan kawasan megah ini ke pusat kota makassar, hingga ke bandara international sultan hasanuddin. Jika proyek ini benar benar terwujud maka makassar akan melampaui jakarta dalam hal mewujudkan angkutan mass rapit transport idaman itu.

Center point of indonesia juga akan dilengkapi dengan sebuah menara yang menyerupai oriental pearl tower di shanghai. Selain itu, center point of indonesia akan memanjakan pengunjung karena sudah terintegrasi dengan trans studio indoor theme park, karena akan dilewati oleh jalur monorail. Nantinya beberapa pantai dan pulau-pulau buatan di cpi juga akan dihubungkan dengan kereta gantung (gondola) terpanjang di asia. Jika proyek ini selesai, maka makassar akan melesat menjadi kota metropolitan modern dan terbesar kedua di indonesia, melampaui surabaya. Obsesi itu jugalah yang membuat makassar bertekat untuk menjadi kota dunia di tahun 2030.

Terusan Sulawesi

Pada musyawarah sulawesi IV enam gubernur se-sulawesi menggagas pembangunan terusan khatulistiwa yang memotong leher pulau sulawesi. Kelak pulau sulawesi bakal terbagi dua, karena dipisahkan oleh laut di terusan yang akan diberi nama terusan khatulistiwa. Jika rencana tersebut benar-benar direalisasikan, maka terusan ini akan menjadi terusan ketiga di dunia, sebab saat ini baru ada dua terusan, yakni terusan suez di mesir dan terusan panama di amerika tengah. Terusan khatulistiwa ini bisa menjadi jalur laut internasional yang ramai dan akan memperpendek jarak transportasi laut dari wilayah timur pulau sulawesi menuju wilayah barat indonesia, serta ke filipina dan malaysia.


Proyek Pembangunan 100 Bandara di Indonesia

Biak Space Port

Lembaga penerbangan dan antariksa nasional (lapan) akan mendirikan “space port” atau lokasi peluncuran roket pendorong satelit di pulau biak, papua. Pulau biak merupakan lokasi yang sangat strategis untuk penerbangan ke angkasa luar karena posisinya sangat dekat dengan garis katulistiwa. Pulau biak berhadapan langsung dengan samudera luas sehingga proses peluncuran roket yang akan dilakukan diperkirakan tidak akan mengganggu negara lain.

Jika roket pendorong satelit itu diluncurkan, serpihan atau benda-benda yang jatuh dari dari proses peluncuran itu akan jatuh ke laut, tidak mengenai negara lain, termasuk wilayah indonesia. Selain itu, pulau biak juga terletak di di area ekuatorial (posisinya hanya dua derajat dari garis katulistiwa) sehingga dorongan roket peluncur satelit lebih kuat dan mampu mengantar alat pemantauan di angkasa ke antariksa.

Menghidupkan Kembali Industri Strategis Indonesia

(Mempekerjakan 100 Juta Penduduk Indonesia)

1. Industri Dirgantara & Antariksa
2. Industri Perkapalan
3. Industri Perkretaapian
4. Industri Otomotif
5. Industri Elektronika & (TIK)
6. Robotika
7. Food Industry
8. Creative Industry

1. Indonesia dalam 25-30 Tahun Mendatang Mempunyai GDP 18 Trilliun US Dollar, dengan Zakat yang melimpah dan tertata penuh keadilan hampir tidak ada golongan fafa di negeri ini Indonesia

2. Mempunyai 100 Perusahaan Multinasional

3. Dalam 30-40 Tahun Mendatang 1 juta Guru dan Dosen di Indonesia Memperoleh Gelar Doktor


4. Super Family Project (Pos Pemberdayaan Keluarga) 18 Juta Kepala Keluarga Indonesia Mandiri, Sehat, dan Sejahtera

Rabu, 18 Juli 2012

Himpunan Mahasiswa Nanoteknologi Indonesia


Nanoteknologi untuk Bangsa

Visi

Menjadikan Mahasiswa Indonesia berkemampuan iptek yang berdaya saing secara global melalui jejaring nanoteknologi.

Misi


* Melakukan pelatihan, seminar, kerjasama di tingkat nasional maupun internasional, dan kegiatan lain yang mendukung pengembangan nanosains dan nanoteknologi di Indonesia.

* Mengoordinasi dan mengkomunikasi penelitian lintas institusi keilmuan dalam bidang nano sehingga terjadi sinergisitas untuk memajukan IPTEK yang berdaya saing melalui jejaring nano (Nano-Network).

* Melakukan studi roadmap untuk penguasaan dan implementasi nanosains dan nanoteknologi, juga untuk isu-isu strategis dalam nanosains dan nanoteknologi, dan memberi masukan/saran kepada pemegang kepentingan terkait (Nano-Strategy).
* Kajian trend penelitian nano di dunia untuk menjaga kesinambungan informasi dalam hal IPTEK nano (Nano-Trend).

* Meningkatkan sosialisasi dan membangun kesadaran akan pentingnya penguasaan nanosains dan nanoteknologi dalam skala yang lebih besar melalui diskusi dan kurikulum sekolah (Nano-Education).





Program-program

1. Membangun jaringan penelitian nano teknologi di indonesia

2. Membangun Pusat Pendidikan Nanoteknologi Indonesia

3. 10 Tahun Kedepan tiap Provinsi mempunyai SMK Nano Teknologi Indonesia

4. 18 Tahun Mendatang Indonesia Mempunyai 800 Orang Peneliti Profesional Bidang Nano Teknologi

5. Memasyarakatkan Teknologi Nano




1.1 Sub Pendahuluan

Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025, pemerintahan Indonesia telah mendefinisikan rancangan pembangunan jangka panjang (RPJP) nasional, visi, misi dan arah pembangunan nasional dari tahun 2005 hingga 2025. Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Sebagian visi tersebut dapat ditempuh melalui 2 (dua) dari 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dan mewujudkan Indonesia asri dan lestari. Untuk mewujudkan bangsa yang berdaya-saing, arah pembangunan adalah membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas; memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global; penguasaan, pengembangan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi; sarana dan prasarana yang memadai; serta reformasi hukum dan birokrasi. Sedangkan arah pembangunan untuk mewujudkan Indonesia asri dan lestari, yaitu: mendayagunakan sumber daya alam yang terbarukan, mengelola sumber daya alam yang tidak terbarukan, menjaga keamanan ketersediaan energi, menjaga dan melestarikan sumber daya air, mengembangkan potensi sumber daya kelautan, meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan sumber daya alam tropis yang unik dan khas, memerhatikan dan mengelola keragaman jenis sumber daya alam yang ada di setiap wilayah, mitigasi bencana alam sesuai dengan kondisi geologi Indonesia, mengendalikan kerusakan dan pencemaran lingkungan, meningkatkan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan hidup.

Rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) tahun 2005-2009 mengarahkan peningkatan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada 6 (enam) bidang prioritas,yaitu:

pembangunan ketahanan pangan,

penciptaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan,

pengembangan manajemen dan teknologi transportasi,

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi,

pengembangan teknologi pertahanan, dan

pengembangan teknologi kesehatan dan obat-obatan


11. Bidang lain yang bukan prioritas adalah teknologi air bersih, teknologi kelautan, sistem informasi spasial, mitigasi bencana, teknologi dirgantara dan antariksa, bidang politik, sosial,budaya, dan hukum dan bidang tematis lain. Ke enam bidang prioritas membutuhkan Sains Dasar dan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan yang dikembangkan untuk:

(i) memperkuat basis keilmuan dari ke enam bidang fokus;

(ii) memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dari ke enam bidang fokus dan

(iii) mempererat keterkaitan lintas-disiplin dan lintas-bidang diantara ke enam bidang fokus tersebut 12. Salah satu kategori sasaran pengembangan Sains Dasar adalah kelompok formulasi kompleksitas yang didalamnya tercakup ilmu dan teknologi nano. Riset dan perkembangan di bidang sosial dan kemanusiaan diarahkan untuk memperkaya dan memperkuat dimensi sosial dan kemanusiaan dalam pengembangan di ke enam bidang prioritas. Ilmu dan teknologi nano di Indonesia baru ditempatkan dalam kelompok Sains Dasar yang menitikberatkan pada ilmu Pemodelan Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi. Peranan Ilmu Sosial dan Kemanusiaan terhadap perkembangan ilmu dan teknologi nano di Indonesia belum menjadi prioritas paling tidak hingga tahun 2009.

2 Permasalahan

Beberapa permasalahan yang akan di bahas dalam tulisan ini, antara lain :
1. Bagimana strategi pengembangan ilmu dan teknologi nano di Indonesia ?.
2. Apa manfaat ilmu dan teknologi nano bagi Indonesia?.

3 Metode Penyelesaian

Metode deskriptif kualitatif melalui survei dokumen-dokumen sekunder (tulisan ilmiah, buku, laporan resmi, dan halaman website) dijadikan metode untuk mendeskripsikan secara umum ilmu dan teknologi nano dilihat dari aspek definisi, ruang lingkup dan produk komersial. Tujuannya adalah memberikan pengenalan kepada pembaca perihal ilmu dan teknologi nano. Selanjutnya, studi kasus perkembangan ilmu dan teknologi nano di Indonesia dan di Uni Eropa dideskripsikan dengan studi survei dan perbandingan dalam hal strategi berbagai institusi (pemerintah, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, dan advokasi), dana dan topik penelitian, publikasi tulisan ilmiah, pengajuan hak paten, pendirian perusahaan “start-up”, dan sumber daya. Manfaat ilmu dan teknologi nano bagi pembangunan Indonesia akan terlihat dengan mengetahui potensi ilmu dan teknologi nano dan posisi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara maju.

Di Indonesia

• Pemerintah
Pemerintah indonesia belum menempatkan ilmu dan teknologi nano sebagai prioritas arah pembangunan 11. Ilmu dan teknologi nano dikelompokkan sebagai ilmu dasar yang memperkuat bidang-bidang prioritas 12. Hal ini tercermin dengan mengamati kebijakan-kebijakan di Kementerian Riset dan Teknologi 28, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 29 dan Dirjen Pendidikan Tinggi 30. Tidak diprioritaskannya ilmu dan teknologi nano di Indonesia merupakan cermin kekurangsiapan pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi masa kini dan mendatang.

Kebijakan pemerintah dalam bidang ilmu dan teknologi nano masih menempatkan bidang tersebut ke dalam kerangka kebijakan yang sudah ada. Belum ada keberanian pemerintah Indonesia untuk secara khusus membuat kebijakan mendirikan pranata institusi dan program penelitian teknologi nano. Kementerian Riset dan Teknologi mendorong riset teknologi nano dengan memasukkan ilmu dan teknologi nano pada program insentif. Di tahun 2009, program insentif menitikberatkan pada penelitian terapan. Cukup jelas bahwa di tahun 2009, penelitian ilmu dasar nano belum dijadikan prioritas. Penerapan teknologi nano di Indonesia diperkirakan masih sangat rendah karena ilmu dasarnya belum kuat dan mungkin hanya segelintir ilmuwan dan lembaga yang bisa melakukan langkah aplikasi teknologi nano. Profil BPPT belum jelas menampilkan keberpihakan mereka pada teknologi nano. Melihat struktur organisasinya, tidak ada deputi, balai pengkajian dan unit pelaksana teknis khusus teknologi nano. Kebijakan Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk mendukung pendidikan ilmu dan teknologi nano juga belum jelas. Dari penelusuran website DIKTI, beberapa penelitian ilmu dan teknologi nano telah didanai oleh DIKTI. Namun, program yang dikhususkan untuk pengembangan teknologi nano belum dilakukan. Integrasi ilmu dan teknologi nano ke dalam struktur pendidikan tinggi mungkin sudah dilakukan melalui berbagai program studi yang sudah ada.

• Lembaga penelitian, pendidikan tinggi dan advokasi
Organisasi dan struktural LIPI memperlihatkan bahwa penelitian ilmu dan teknologi nano masih dinaungi berbagai bidang ilmu yang sudah mapan 31. Kegiatan penelitian ilmu dan teknologi nano masih di bawah pusat penelitian fisika, kimia, metalurgi, dan biologi. Di Indonesia belum banyak lembaga publik atau privat yang fokus pada penelitian atau advokasi teknologi nano. Lembaga privat yang melakukan riset dan advokasi teknologi nano adalah Mochtar Riady Institute for Nanotechnology 32. Mereka fokus pada penelitian tentang molecular epidemilogy, proteomic, single nucleotide polymorphism, immunology, dan genomyc. Mereka bekerjasama dengan Universitas Pelita Harapan, berbagai lembaga penelitian kesehatan di Indonesia, Cina, Hongkong dan Singapur. Pada April 2005, Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI) dideklarasikan di LIPI Serpong 33. Visi MNI adalah menjadikan Indonesia berkemampuan iptek berdaya saing secara global melalui jejaring teknologi nano. Lembaga ini diharapkan menjadi forum komunikasi berbagai pihak yang tertarik atau bergerak dalam bidang sains dan teknologi nano. Melalui penelusuran website lembaga di atas, tidak mudah mencari kebijakan dan arah penelitian secara mendetail di Indonesia. LIPI dan MNI belum secara transparan menentukan arah perkembangan ilmu dan teknologi nano di Indonesia.

Pendidikan tinggi favorit di Indonesia belum membentuk program studi khusus di bidang ilmu dan teknologi nano. Mungkin mata kuliah ilmu dan teknologi nano telah diberikan pada program studi di departemen teknologi dan sains. Mengingat keterbatasan sumber daya di perguruan tinggi di Indonesia, sulit dibayangkan kemajuan transfer ilmu dan teknologi nano kepada para mahasiswa. Lembaga advokasi yang terlibat dalam ilmu dan teknologi nano belum nampak di Indonesia. Kegiatan advokasi lebih banyak dilakukan pemerintah,lembaga riset dan lembaga pendidikan melalui kegiatan seminar-seminar. Kegiatan-kegiatan penelitian dan advokasi terlihat belum tertata rapi dan jelas sehingga terkesan belum ada kepedulian yang signifikan akan resiko ilmu dan teknologi nano bagi masyarakat dan lingkungan. Penulis berpendapat, berbagai pihak di Indonesia masih mengandalkan informasi dari luar negeri menyangkut dampak dan resiko ilmu dan teknologi nano.

4.3. Manfaat ilmu dan teknologi nano bagi Indonesia
Beberapa kemajuan penting ilmu dan teknologi nano di Indonesia telah dicapai oleh beberapa ilmuwan di Indonesia. Peneliti LIPI telah membuat nano silika menggunakan teknik ball milling 34. Dengan teknik mechanical alloying, Bi2O3 nanotube dapat di sintesis untuk aplikasi penyimpanan data 34. Peneliti LIPI lainnya mampu membuat atomic force microscopy (AFM) dengan biaya yang lebih murah walaupun perlu penelitian lebih lanjut untuk optimalisasi 31. Di tahun 2005, Kementerian Negara Riset dan Teknologi melakukan suatu program yang memfokuskan pada studi trend teknologi nano dan pemetaan 3 bidang sintesis yaitu peralatan partikel nano, prototype devais-mikro (sensor MEMS untuk CO2, glukosa dalam darah,dll) dan prototype bahan pelapis 35.

Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam mineral dan hayati. Beberapa sumber daya mineral yang ada di Indonesia adalah nikel, emas, perak, mangan, besi dan tembaga 36. Minyak dan gas alam juga sumber daya alam yang memberikan devisa bagi Indonesia. Kekayaan yang sangat penting adalah keanekaragaman hayati di Indonesia. Kekayaan laut Indonesia perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah Indonesia mengingat sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan laut.

Sumber daya mineral, minyak dan gas alam dapat disintesis menjadi bahan nano 18. Partikel nano besi dapat digunakan untuk bahan magnetik, katalis kimia dan elektroda. Nano tembaga digunakan sebagai filter, elektroda dan pelapis. Nano nikel juga diaplikasikan untuk filter, elektroda, katalis dan pelapis. Sedangkan nano mangan digunakan sebagai elektroda, kapasitor, katalis dan pemisah. Nano perak digunakan untuk filter, elektroda, pelapis dan bahan bio medis. Minyak dan gas alam merupakan bahan baku membuat nano polimer dan kompositnya.

Sumber:

Masyarakat Nano Indonesia

Senin, 02 Juli 2012

Membangunkan Sains Indonesia



Oleh: Prof. Bambang Hidayat, Ph.D.

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia

Peta hasil kemampuan akademis kita dapat ditera dari akumulasi publikasi ilmiah serta sumbangannya pada kemajuan perekonomian dan pembukaan lapangan kerja. Namun, masa hibernasi yang lama membuat banyak sektor pendidikan dan penelitian terbengkalai.

Indeks yang dicitrakan oleh metrik pertama, publikasi ilmiah, tidak dapat dihindari karena merupakan pencerminan kemampuan mengungkap rahasia alam, baik di bidang sains murni maupun terapan.

Metrik kedua merupakan ukuran komitmen kita pada pembangunan bangsa sekaligus unjuk watak pendidikan dan kemampuan lembaga penelitian, baik di lingkup perguruan tinggi maupun lembaga penelitian. Lembaga seperti ini merentang pengertian sains, teknologi, dan budaya dalam medan sosial bangsanya. Yang pertama menumbuhkan tantangan pada alur kecerdasan dan intelektualitas. Yang kedua menghadirkan daya dorong laju penciptaan intelektual, keprigelan, dan kejelian memandang kesempatan.

Kesempatan adalah peluang yang tidak pernah bermata. Oleh karena itu, kejelian kita diperlukan untuk menangkap kesempatan lewat pembaruan dan ekonomi (Rahardi Ramelan, Kompas, 1 Juni 2012).

Studi baru dari peneliti Australia memanfaatkan data Institute for Science Information (ISI) menunjukkan berita gembira: ke-10 anggota ASEAN menghasilkan makalah ilmu pengetahuan tiga kali lebih banyak selama dekade terakhir daripada dekade sebelumnya.

Menggembirakan, tetapi runutan rinci akan membuat kita berkerut dahi: 45 persen produk ilmiah ini dihasilkan Singapura, diikuti Thailand 21 persen dan Malaysia 16 persen pada lapisan kedua. Baru pada lapisan ketiga terlihat sumbangan Vietnam 6 persen, Indonesia 5 persen, dan Filipina 5 persen.

Ini jelas gambaran kurang menyenangkan dari perspektif Indonesia, apalagi ada dua hal lagi yang seharusnya menjadi cambuk bagi kita. Pertama, Thailand dan Malaysia menunjukkan peningkatan terbesar, sedangkan Indonesia dan Filipina peningkatannya terkecil.


Kedua, Vietnam sangat kuat di bidang fisika dan matematika, Singapura pada sains materi dan nanoteknologi, Thailand pada ilmu pengetahuan gizi dan makanan. Malaysia berjaya pada rekayasa dan Filipina pertanian.

Berada pada lapisan ketiga, apalagi di bawah Malaysia dan Thailand tanpa keunggulan ilmu pengetahuan, tentu tidak membanggakan. Sedikitnya ada dua argumen yang mengakibatkan unjuk kerja kita terpuruk. Pertama, riset di perguruan tinggi (PT) serta lembaga pemerintah kurang efisien-efektif. Terutama karena sistemik penyelenggaraan penelitian kurang mendukung, di samping melemahnya kemauan dan kemampuan sumber daya manusia.

Membangun asa

Ibarat komputer, elemen pembangkit sistem ilmu pengetahuan di negara kita nyaris hang dan perlu segera di-bootulang. Maka, yang harus diubah pertama kali adalah pemahaman para pemangku kepentingan akademis mengenai hakikat pendidikan tinggi.

PT adalah sasana tempat pengalihan dan pengembangan ilmu yang bisa melahirkan ilmu-ilmu baru atau terapan yang membangun. Jadi, selain sebagai tempat penyemaian kemampuan intelektual, PT adalah tempat mengkaji pemikiran. Riset yang dilakukan secara terintegrasi dengan pendidikan (pascasarjana) tentu saja merupakan cita-cita Tri Dharma PT. Pendidikan dan riset akan secara interaktif menguatkan kontribusi PT dalam menghasilkan produk sadar kebutuhan masyarakat.

Karena jumlah dana penelitian terbatas, dibutuhkan strategi pendanaan. Konsekuensinya, penetapan area dan topik riset unggulan di PT tidak hanya sah, tetapi merupakan suatu keharusan kalau hasil hendak dipertandingkan dengan sumbangannya. Maka, mekanisme pemilihan tema jelas berbeda dengan agenda riset nasional (ARN).

Jika ARN bersifat top-down, di PT mekanisme harus bersifat bottom-up, yakni mengakomodasi bakat, minat, dan tujuan khas peneliti. Hal ini penting karena seperti hasil studi di atas, setiap negara hanya mampu mencuatkan satu atau beberapa keunggulan hasil penelitian. Kaidah ”ambeg parama arta” sangat penting sebagai wawasan, bukan mendiskriminasi unggulan.

Keunggulan SDM dapat diketahui dengan cermat dari basis data yang sudah ada, seperti ISI Thomson. Penentuan kualitas dan kuantitas sumber daya alam (SDA) dapat dilakukan melalui pemetaan kekayaan nasional. Keunggulan SDA, mulai dari keanekaan hayati, kedudukan Indonesia dalam lingkup ring of fire, sampai ke panjang pesisir kita, zoonis, dan peri kebinatangan tropika, merupakan energi potensial untuk bersaing dalam kancah riset internasional.

Tentu saja kita tidak boleh menelantarkan bidang lain karena akan terjadi pengerdilan suatu bidang ilmu. Porsi 30 persen dana penelitian yang dicanangkan pemerintah untuk dikompetisikan akan masuk ke sini. Di samping itu, pemerintah memikul kewajiban luhur mencarikan dana alternatif bagi bidang-bidang langka. Perlu kepekaan sistemik memilah tema keilmuan dan rekayasa yang memberi kegunaan pada masa depan.

Unsur penentu

Penggunaan indeks ISI sebagai patokan kinerja pengembangan sains memerlukan redefinisi pengertian jurnal internasional. Hakikat penulisan ilmiah adalah peneliti memasarkan hasil risetnya. Proses ini akan dinilai berhasil jika ada ”pembeli”.

Sebuah makalah dianggap ”dibeli” jika ada yang membaca, mengutip, dan menindaklanjuti makalah tersebut. Definisi impact factor (IF) penting untuk dipahami. Sebuah jurnal dengan IF tinggi menunjukkan bahwa jurnal tersebut sering dikutip sehingga harus memiliki IF.

Baru-baru ini kolega dari Malaysia menginformasikan jika negaranya hanya mendefinisikan dua jenis publikasi, dengan IF dan tanpa IF. Hanya yang pertama yang mendapat insentif!

Baik di PT maupun lembaga penelitian ujung tombak riset adalah para senior yang sering dimanifestasikan dalam sosok guru besar atau profesor riset. Mereka adalah elite dalam masyarakat pendidikan dan penelitian yang diharapkan menjadi ujung tombak kemajuan sains.

Jadi, sistem harus ”memaksa” kelompok elite ini melaksanakan tugas luhurnya untuk publikasi riset ataupun wawasan pemikiran akademik yang bermakna. Salah satu tugas senior di PT adalah membimbing mahasiswa S-3 dan menanamkan jiwa keilmiahan. Jadi, tidak salah jika kualitas pendidikan strata S-3 hendak disejajarkan dengan kualitas global.

Di beberapa universitas, baik di dalam maupun di luar negeri (Malaysia, misalnya), publikasi internasional bukan merupakan barang asing, baik bagi promotor maupun mahasiswa S-3. Sudah semestinya hal ini merupakan cetak biru program PT.

Tidak kurang penting adalah sistem insentif dan pemberian hibah penelitian. Sistem insentif yang berasas ”bagi rata” harus diganti dengan asas meritologi dan kepentingan keilmuan. Dana penelitian yang diberikan tepat-tempo membuat peneliti memiliki kepastian awal dan akhir kerjanya. (Kompas, 29 Juni 2012/ humasristek)

Senin, 18 Juni 2012

Nanoteknologi

Nanoteknologi Hijau



Green nanotechnology refers to the use of nanotechnology to enhance the environmental-sustainability of processes currently producing negative externalities. It also refers to the use of the products of nanotechnology to enhance sustainability. It is about doing things right in the first place—about making green nano-products and using nano-products in support of sustainability.

Contents


Green Nanotechnology

Environmental degradation is a serious problem with many sources and causes. One of the biggest causes is farming. Greenhouses can greatly reduce water use, land use, runoff, and topsoil loss. Mining is another serious problem. When most structure and function can be built out of carbon and hydrogen by molecular manufacturing, there will be far less use for minerals, and mining operations mostly can be shut down. Manufacturing technologies that pollute can also be scaled back.

In general, improved technology allows operations that pollute to be more compact and contained, and cheap manufacturing allows improvements to be deployed rapidly at low cost. Storable solar energy will reduce ash, soot, hydrocarbon, NOx, and CO2 emissions, as well as oil spills. In most cases, there will be strong economic incentives to adopt newer, more efficient technologies as rapidly as possible. Even in areas that currently do not have a technological infrastructure, self-contained molecular manufacturing will allow the rapid deployment of environment-friendly technology.

GREENHOUSES - Moving agriculture into greenhouses can recover most of the water used, by dehumidifying the exhaust air and treating and re-using runoff. Additionally, greenhouse agriculture requires less labor and far less land area than open-field agriculture, and provides greater independence from weather conditions including seasonal variations and droughts. Greenhouses, with or without thermal insulation, would be extremely cheap to build with nanotechnology. A large-scale move to greenhouse agriculture would reduce water use, land use, and weather-related food shortages.

WATER - A few basic problems create vast amounts of suffering and tragedy. According to this World Bank document, water is a major concern of the U.N. Almost half the world's population lacks access to basic sanitation, and almost 1.5 billion have no access to clean water. Of the water used in the world, 67% is used for agriculture, and another 19% for industry. Residential use accounts for less than 9%. Much industry can be directly replaced by molecular manufacturing. Agriculture can be moved into greenhouses. Residential water can be treated and recycled. Adoption of these steps could reduce water consumption by at least 50%, and probably 90%. Water-related diseases kill thousands, perhaps tens of thousands, of children each day. This is entirely preventable with basic technology, cheap to manufacture—if the factories are cheap and portable.

PURIFICATION - Much water today is wasted because it is almost but not entirely pure. Simple, reliable mechanical and electrical treatment technologies can recover brackish or tainted water for agricultural or even domestic use. These technologies require only initial manufacturing and a modest power supply. Physical filters with nanometer-scale pores can remove 100% of bacteria, viruses, and even prions. An electrical separation technology that attracts ions to supercapacitor plates can remove salts and heavy metals.

The ability to recycle water from any source for any use can save huge amounts of water, and allow the use of presently unusable water resources. It can also eliminate downstream pollution; a completely effective water filter also permits the generation of quite "dirty" waste streams from agricultural and industrial operations. As long as the waste is contained, it can be filtered, concentrated, and perhaps even purified and used profitably. As with anything built by nanotechnology, initial manufacturing costs for a water treatment system would be extremely low. Power will be cheap (see below). Well-structured filter materials and smaller actuators will allow even the smallest filter elements to be self-monitoring and self-cleaning. Self-contained, small, completely automated filter units can be integrated in systems scalable over a wide range.

SOLAR POWER - The main source of power today is the burning of carbon-containing fuels. This is generally inefficient, frequently non-renewable, and dumps carbon dioxide and other waste products (including radioactive substances from coal) into the atmosphere. Solar energy would be feasible in most areas of the globe if manufacturing and land were sufficiently cheap and energy storage were sufficiently effective. Solar electricity generation depends on either photovoltaic conversion, or concentrating direct sunlight. The former works, although with reduced efficiency, on cloudy days; the latter can be accomplished without semiconductors. In either case, not much material is required, and mechanical designs can be made simple and fairly easy to maintain.

With molecular manufacturing, sun-tracking designs can benefit from cheap computers and compact actuators. Energy can be stored efficiently for several days in relatively large flywheels built of thin diamond and weighted with water. Smaller energy storage systems can be built with diamond springs, providing a power density similar to chemical fuel storage and much higher than today's batteries. Water electrolysis and recombination provide scalable, storable, transportable energy. However, there is some cost in efficiency and in complexity of technology to deal safely with large-scale hydrogen storage or transportation.

Solar solutions can be implemented on an individual, village, or national scale. The energy of direct sunlight is approximately 1 kW per square meter. Dividing that by 10 to account for nighttime, cloudy days, and system inefficiencies, present-day American power demands (about 10 kW per person) would require about 100 square meters of collector surface per person. Multiplying this figure by a population of 325 million (estimated by the US Census Bureau for 2020) yields a requirement for approximately 12,500 square miles of area to be covered with solar collectors. This represents 0.35% of total US land surface area. Much of this could be implemented on rooftops, and conceivably even on road surfaces.

Senin, 11 Juni 2012

Inovasi Indonesia


Buku Panduan KIN



Download




Oleh: Prof. Dr. Ir. Zuhal MSc EE. (lahir di CirebonJawa Barat5 Mei 1941; umur 71 tahun) adalah mantan Menteri Riset dan Teknologi era Kabinet Reformasi Pembangunan dan mantan Direktur Utama PLN.
Juga sebagai Guru Besar Elektro Teknik yang meniti karier sebagai dosen dan peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Indonesia (UI). Pendidikan tingginya ditempuh di ITB, University of Southern California, dan University of Tokyo. Di bidang Riset dan Pengembangan Teknologi, ia pernah menjabat Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) dan Ketua Dewan Riset Nasional (DRN). 

Di bidang korporat, ia pernah bertugas menjadi Direktur Utama (CEO) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), saat terjadi krisis listrik tahun 1992–1995. Sedangkan sebagai Pejabat Negara, ia diangkat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Meneg Ristek) pada Kabinet Reformasi, setelah sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Jendral Listrik dan Pengembangan Energi. Dengan pengalamannya berkiprah di ranah akademis, bisnis, dan pemerintahan (triple helix) itu,ia merupakan salah seorang pendorong kuat terwujudnya Sistem Inovasi Nasional (SINAS) di Indonesia. 

Saat ini ia adalah Rektor Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) dan Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN). Zuhal adalah Guru Besar Elektroteknik pada Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (FT-UI).



Indonesia adalah negara kepualauan terbesar di dunia terdiri lebih dari 13.000 pulau membentang seperti zamrud khatulistiwa, dan dikenal sebagai satu-satunya Benua Maritim di dunia. Benua maritim dengan sumber daya alam yang berlimpah ini adalah anugrah dan merupakan keuntungan komparatif untuk mendukung negara indonesia yang makmur.

Namun, kita harus mengelola anugrah ini secara berkesinambungan ekonomi indonesia sangant bergantung kepada eksplotasi sumber daya alam (keunggulan komparatif) dan sedikit sekali menggunakan keunggulan kompetitif. Padahal untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, kita harus menggembangkan keunggulan kompotitif dengan selalu berinovasi. Presiden Republik Indonesia, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, merespon tantangan di atas dengan membentuk Komite Inovasi nasional pada tanggal 15 Juni 2010. KIN- sebuah badan independen yang terdiri dari 30 orang intelektual yang dipilih secara langsung oleh Presiden- diharapkan dapat memacu inovasi dengan: 

1) memberikan rekomendasi tentang kebijakan inovasi dengan prinsip "out of the box, but within the system", 

2) memperkuat kerja sama inter-sektoral antara aktor-aktor inovasi; 

3) memonitor implementasi kebijakan pemerintah tentang inovasi. Tugas- tugas ini dilaksanakan untuk memperkuat Sistem Inovasi Nasional yang pada saat ini belum berjalan dengan baik.



Tidak ada resep yang sederhana bagi indonesia untuk mengubah posisinya dari factor driven economy menjadi innovation driven economy. Pada tahun pertama, KIN secara strategis telah memposisikan dirinya sebagai organisasi kunci untuk mempromosikan pentingnya inovasi di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dengan memperkenalkan inisiatif inovasi 1-747. 

Inisiatif ini menekankan pada empat aspek utama, yaitu: meningkatkan dana R&D sebesar 1% dari GDP secara bertahap sampai tahun 2014 untuk membangkitkan inovasi; tujuh strategi untuk memperbaiki ekosistem inovasi; empat wahana industri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi; dan tujuh sasaran visi indonesia 2025. 

Pemerintah menargetkan indonesia menjadi negara maju pada tahun 2025 dengan meluncurkan Master Plan Percepatan dan Pemerataan Pembangunan Ekonomi Indonesia(MP3EI) sebagai pelengkap RPJPN. KIN berkepentingan untuk menjamin semua aspek inovasi tercakup dalam seluruh program MP3EI sehingga terjadi perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat yang berkesimambungan. 

Ketika kita berjuang mencapai kesejahteraan yang merata, tantangan utamanya adalah kita haru menjaga kesinambungan lingkungan. di sinilah inovasi menjadi sangat penting. Masa depan indonesia pada akhirnya bergantung kepada kemampuan kita berinovasi, bukan mengeksplotasi. KIN bertanggung jawab untuk menjadikan hal ini menjadi salah satu kebijakan nasional indonesia.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa merestui usaha kita mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi negara yang kita cintai.

INDONESIA   

Jumat, 18 Mei 2012

Himpunan Mahasiswa Nanoteknologi Indonesia

Nanoteknologi dan Penjelajahan Antariksa dimasa yang Akan Datang



nanoFET propulsion system

nanoFET characteristic size scales
(Image: University of Michigan Department of Aerospace Engineering)


Nanotechnology & Space



Applications of Nanotechnology in Space Developments and Systems April 2003

NSS Position Paper on Space and Molecular Nanotechnology

Space Colony Art from the 1970s

Orbital Space Settlements

A Futurist Perspective For Space (pdf file) Dr. Kenneth J. Cox, June 2001.

Space Settlement Video Library

Space Settlement Contest Highlights

Living in a Ring World JAVA Applet

Lewis One Space Colony

Space Shuttle External Tank Applications - Sept 2000

International Space University

Wisconsin Center for Space Automation and Robotics (WCSAR) a NASA sponsored Commercial Space Center (CSC) located in the College of Engineering at the University of Wisconsin - Madison. WCSAR is under the management of the Space Product Development (SPD) Office at Marshall Space Flight Center (MSFC). The mission of the CSC program is to make the unique attributes of space available to American industry in order to support economic growth, increase employment opportunities and enhance the quality of life on Earth.

National Space Society

American Institute of Aeronautics and Astronautics (AIAA) For more than 65 years, the American Institute of Aeronautics and Astronautics (AIAA) and its predecessors, has been the principal society of the aerospace engineer and scientist. Officially formed in 1963 through a merger of the American Rocket Society (ARS) and the Institute of Aerospace Sciences (IAS), the purpose was, and still is, "to advance the arts, sciences, and technology of aeronautics and astronautics, and to promote the professionalism of those engaged in these pursuits."


Space Studies Institute (SSI) The Space Studies Institute's primary activity is the development of tools and techniques to harvest space resources. SSI's plan calls for the use of resources already in space.

Don Davis "High Frontier" Artshow at SSI

A business plan for the development of the Lagrange points: the gateway to the high frontier Jay Thomas & Steven J. Neurauter October 2000

Foundation for the International Non-governmental Development of Space (FINDS) supports space science research, events, and development with financial grants.

Our Future in the Cosmos--Space A speech given by Isaac Asimov at Rutgers University
Space Art Part 2 Seeing above & beyond ...

Space Future "Space Future is for everyone who wants to go to space."

General Public Space Travel and Tourism Summary of a Space Act Agreement Study, including a workshop held at Georgetown University, Washington, D.C. February 19-21, 1997


Selasa, 01 Mei 2012

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025



Abstrak

Mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki,serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi menuju negara maju sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia. 

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan langkah awal untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju dan termasuk 10 (sepuluh) negara besar di dunia pada tahun 2025 melalui pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut, diharapkan pertumbuhan ekonomi riil rata-rata sekitar 7-9 persen per tahun secara berkelanjutan. 

Pengembangan MP3EI dilakukan dengan pendekatan breakthrough yang didasari oleh semangat “Not Business As Usual”, melalui perubahan pola pikir bahwa keberhasilan pembangunan ekonomi tidak hanya tergantung pada pemerintah saja melainkan merupakan kolaborasi bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, dan Swasta. Pihak swasta akan diberikan peran utama dan penting dalam pembangunan ekonomi terutama dalam peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja, sedangkan pihak pemerintah akan berfungsi sebagai regulator, fasilitator dan katalisator. 

Dari sisi regulasi, pemerintah akan melakukan deregulasi (debottlenecking) terhadap regulasi yang menghambat pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan katalisasi akan diberikan oleh pemerintah melalui penyediaan infrastruktur maupun pemberian insentif fiskal dan non fiskal. Pelaksanaan MP3EI dilakukan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi melalui pengembangan 8 (delapan) program utama yang terdiri dari 22 (dua puluh dua) kegiatan ekonomi utama. 

Strategi pelaksanaan MP3EI dilakukan dengan mengintegrasikan 3 (tiga) elemen utama yaitu:

(1) mengembangkan potensi ekonomi wilayah di 6 (enam) Koridor Ekonomi Indonesia, yaitu: Koridor Ekonomi Sumatera, Koridor Ekonomi Jawa, Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi, Koridor Ekonomi Bali–Nusa Tenggara, dan Koridor Ekonomi Papua– Kepulauan Maluku; 

(2) memperkuat konektivitas nasional yang terintegrasisecara lokal dan terhubung secara global (locally integrated, globally connected); 

(3) memperkuat kemampuan SDM dan IPTEK nasional untuk mendukung pengembangan program utama disetiap koridor ekonomi. Penyusunan MP3EI dimaksudkan bukan untuk mengganti dokumen perencanaan pembangunan yang telah ada seperti RPJPN dan RPJMN, namun akan menjadi dokumen yang terintegrasi dan komplementer,serta penting dan khusus untuk melakukan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. 

Implementasi MP3EI ini akan dikoordinasikan oleh Tim Pelaksana yang dipimpin langsung oleh Presiden RI. Tim tersebut merupakan kolaborasi antara dunia usaha dan pemerintah. Tim ini akan melakukan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan MP3EI.