Rabu, 24 Agustus 2011

LAPORAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI pada acara PEMBUKAAN HARI KEBANGKITAN TEKNOLOGI NASIONAL KE-16

Jakarta, 10 Agustus 2011

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Yang terhormat Presiden RI, Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Yang terhormat Ibu Negara Hj. Any Bambang Yudhoyono
Yang terhormat Presiden RI ketiga, Bapak Prof.Dr.Baharudin Jusuf Habibie
Yang terhormat Pimpinan Lembaga-lembaga Tinggi Negara.
Yang terhormat Bapak/Ibu Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI,Kapolri. Mantan Menristek, Ketua KEN, Ketua KIN.
Yang terhormat para duta besar dan wakil negara-negara sahabat.
Yang saya hormati para kepala daerah: Gubernur, Bupati dan Walikota, atau yang mewakili
Yang saya hormati para Pimpinan LPNK, para Rektor Perguruan Tinggi, wakil dari organisasi internasional
Yang saya hormati Pimpinan KADIN, badan usaha, organisasi profesi
Yang saya hormati para pejabat sipil dan militer, tokoh agama dan tokoh masyarakat
Yang saya banggakan saudara-saudara cendekiawan, para inovator, akademisi, peneliti, perekayasa wirausaha, wartawan, dan mahasiswa yang menjadi tumpuan harapan masa depan bangsa
Hadirin yang berbahagia

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga hari ini kita bisa hadir pada acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-16 tahun 2011.

Peringatan Hakteknas ke-16, mengambil tema “Inovasi untuk Kesejahteraan Rakyat”. Tema ini dipilih dengan harapan, agar hasil-hasil litbang Iptek dapat terus dikembangkan, diadopsi dan dimanfaatkan, menjadi sebuah produk inovatif, berdampak sosial dan ekonomi yang luas, guna membangun kemandirian, meningkatnya produktivitas dan daya saing, untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ini merupakan misi besar bersama bagi para stake-holder atau insan Iptek nasional.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian,
Kesadaran tentang pentingnya peran teknologi dalam memicu dan memacu pertumbuhan ekonomi telah semakin dipahami secara global. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 juga telah menetapkan pengembangan SDM dan iptek sebagai salah satu dari tiga strategi utama.

Teknologi dan ekonomi tak lagi dapat dipisahkan. Pembangunan teknologi dan ekonomi harus bersifat mutualistik. Dari perspektif ekonomi, telah lama dikenal pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy). Demikian pula dari perpektif teknologi telah lama didorong untuk mewujudkan Sistem Inovasi Nasional (SINas), yang bermakna bahwa pembangunan teknologi perlu diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Fokus kebijakan Pembangunan IPTEK diarahkan untuk penguatan sistem inovasi nasional (SINas) dalam rangka meningkatkan kontribusi IPTEK terhadap pembangunan nasional. SINas ini akan: (1) menciptakan ruang yang berfungsi sebagai “panggung inovasi”, agar terjadi interaksi dan kolaborasi yang baik antar aktor-aktor inovasi nasional dalam suasana yang kondusif; (2) mempercepat koordinasi dan intermediasi antara penyedia dan pengguna teknologi, (3) mendorong pemanfaatan hasil litbang guna menyelesaikan permasalahan pembangunan, meningkatkan daya saing, memberikan layanan kepada masyarakat serta mencapai kemandirian bangsa.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian,
Pemilihan PUSPIPTEK Serpong sebagai lokasi Peringatan Hakteknas tahun ini mengandung arti yang penting dalam upaya membangun Model SINas. PUSPIPTEK mempunyai potensi dan merupakan aset yang sangat besar yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu Kementerian Ristek telah mencanangkan upaya revitalisasi PUSPIPTEK menjadi Sience Techno Park.

Selain itu Kementerian Ristek juga terus mendorong upaya membangun pusat-pusat inovasi di daerah melalui program pengembangan sistem inovasi daerah (SIDA) untuk menciptakan ruang bagi para pengembang teknologi di daerah dan pelaku usaha agar bisa berkolaborasi dengan baik untuk mengembangkan produk-produk unggulan daerah yang berbasis teknologi. Kami meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi nasional ke depan akan lebih banyak tertumpu pada sumber-sumber pertumbuhan baru di daerah.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian,
Peringatan Hakteknas ini bisa dijadikan momentum untuk membangun semangat kebersamaan dan unjuk kesiapan untuk penguatan kemampuan SDM dan Iptek nasional

Pagi ini telah dibuka ‘Ritech Expo 2011’ yang memamerkan berbagai produk teknologi yang dihasilkan oleh lembaga riset pemerintah, lembaga riset swasta, perguruan tinggi, dan badan litbang kementerian. Pameran ini diharapkan menjadi ajang interaksi antara pengembang teknologi dengan calon pengguna potensialnya, selain sebagai wahana edukasi publik.

Upaya untuk memfasilitasi komunikasi dan interaksi antara pengembang dan pengguna teknologi juga dilaksanakan dengan menyediakan forum seminar dan talk show, yang menempatkan aktor pengembang dan pengguna teknologi dalam satu forum.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian
Formalisasi dari wujud keinginan para aktor inovasi untuk mengintensifkan kolaborasi difasilitasi melalui penandatanganan MoU dari berbagai Kementerian dan Lembaga, Perguruan Tinggi, Pemda dan Dunia Usaha, yang telah dilaksanakan pagi tadi, termasuk dengan KISTEP Korea dan GRIPS Jepang.

Sebagai tindak lanjut dari semangat kebersamaan ini, akan dilaksanakan Rakornas Ristek yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk merumuskan agenda nasional berkaitan dengan peningkatan kemampuan SDM dan Iptek untuk mendukung MP3EI.

Pada Peringatan Hakteknas ke-16 kali ini juga dilaksanakan kegiatan ‘Open Lab’, yakni membuka kesempatan bagi pihak industri dan pengguna teknologi potensial lainnya untuk melihat fasilitas riset di berbagai pusat penelitian di kawasan Puspiptek.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian,
Pada puncak acara Peringatan Hakteknas ke-16 hari ini diberikan “Anugerah Iptek” kepada Daerah, Tokoh Iptek, peneliti/perekayasa, dan masyarakat yang menjadi panutan dalam litbangrap Iptek sebagai tanda penghargaan kami kepada mereka yang telah mendedikasikan hidupnya dan memberikan kontribusi yang terbaik terhadap pembangunan Iptek nasional.
Penerima Anugerah IPTEK 2011:

Pemerintah Kabupaten/Kota
1. Kota Megelang
2. Kabupaten Sumenep
3. Kabupaten Sleman

Kreativitas Inovasi Masyarakat
4. H. Burlian Topo
5. I Gusti Nyoman Buleleng

Pranata Litbang
6. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPSK)
7. Balitbang Provinsi Sumatera Selatan
8. PT. Semen Gresik Tbk.

Duta Iptek
9. DR. Nurul Taufik Rahman, Ph.D. M.Eng
10. DR. Eng. Ferry Iskandar
11. DR.Dyah Iswantini Pradono, M.Agr.

Bapak Presiden yang saya hormati dan hadirin sekalian,
Mengakhiri laporan ini maka izinkan kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada panitia dan seluruh pihak yang telah berkontribusi nyata terhadap keberhasilan penyelenggaraan Peringatan Hakteknas ke 16 ini, dan secara khusus kami menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Presiden RI, DR H. Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ibu Negara Hj. Any Bambang Yudhoyono, yang telah berkenan hadir di sini, serta kami menyampaikan permohonan ma’af atas segala keterbatasan yang ada. Selanjutnya kami mohon kepada Bapak untuk dapat memberikan arahan pada kami berkaitan dengan pembangunan Iptek nasional demi peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Demikian Laporan kami, Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, 10 Agustus 2011
Menteri Negara Riset dan Teknologi,
Suharna Surapranata

Kamis, 18 Agustus 2011

Pendidikan Nanoteknologi


Pendidikan Nanoteknologi

“Prepare for the best, plan for the worst and expect to be surprised.”
Terkadang kita sering putus asa dan nggak yakin akan diri sendiri.
Calm down. Inget kata-kata ini, kalo kita sedang bersiap menerima keberhasilan dan berencana untuk kegagalan kita dan berusaha untuk memperbaikinya dan lebih maju lagi!!

Kita Pasti Bisaaa!

Nanotechnology education is being offered by more and more universities around the world.[1] The first program involving nanotechnology was offered by the University of Toronto's Engineering Science program, where nanotechnology could be taken as an option. Generally, nanotechnology education involves a multidisciplinary natural science education with courses in nanotechnology, physics, chemistry, math and molecular biology.

Here is a list of universities offering nanotechnology education, and the degrees offered in nanotechnology, Bachelor of Science in Nanotechnology, Master of Science in Nanotechnology, and PhD in Nanotechnology.


Rabu, 03 Agustus 2011

Grand Design Penelitian di Indonesia

EDISON MUNAF Guru Besar Universitas Andalas (Unand),
Atase Pendidikan KBRI Tokyo

Tidak dapat dimungkiri penelitian di hampir sebagian besar perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia masih sangat lemah. Hal ini terlihat dari rendahnya jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan pada jurnal internasional.

Fenomena rendahnya jumlah publikasi internasional yang diproduksi oleh peneliti Indonesia mendapat sorotan dan telaah yang mendalam sepanjang satu dekade terakhir.
Beberapa perguruan tinggi besar seperti ITB,UGM, UI, Unair, ITS, Unpad, IPB, Undip, Unand, Unhas, dan USU juga telah berusaha meningkatkan jumlah publikasinya pada jurnal internasional dengan impact factor tinggi, namun belum terlihat kemajuan yang berarti.

Jumlah publikasi internasional perguruan tinggi dan lembaga riset lainnya dalam sepuluh tahun terakhir untuk bidang sains terapan termasuk kedokteran dari Indonesia hanya meningkat tiga kali lipat dari 556 artikel pada 2000 menjadi 1.852 artikel pada 2010. Kondisi ini terlihat lebih miris untuk bidang-bidang ilmu sosial, dari hanya 24 pada 2000 menjadi 73 pada 2010.

Hal ini sangat memprihatinkan mengingat kekuatan Indonesia saat ini sebenarnya ada di bidang ilmu-ilmu sosial, mengingat minimnya peralatan laboratorium yang tersedia untuk riset dalam bidang sains terapan. Jika dibandingkan dengan negara tetangga Asia, publikasi ilmiah para peneliti kita pun masih sangat rendah.

Pada 2010 total publikasi internasional Indonesia 1.925 artikel, jauh tertinggal dibanding Singapura (13.419 artikel), Thailand (13.109 artikel), Malaysia (8.822 artikel), bahkan Pakistan (6.843).Masih untung jumlah publikasi ilmiah internasional kita masih unggul sedikit di atas Vietnam (1.854 artikel) dan Bangladesh (1.760 artikel),negara yang notabene baru berkembang.

Namun, jumlah publikasi ilmiah yang dihasilkan para peneliti kita hanya mencapai 7,9 artikel per 1 juta penduduk. Sementara Singapura menghasilkan 2.581 artikel, diikuti oleh Malaysia (300),Thailand (201), Pakistan (39),Vietnam (20,9),Bangladesh (10,7),serta Filipina (9,2).

Kultur Menulis

Rendahnya produktivitas karya peneliti Indonesia dipengaruhi oleh banyak faktor.Dua yang paling utama di antaranya adalah:

Pertama,kebiasaan menulis dan mengarang yang tidak dilatih dan dibiasakan sejak kecil yang mengakibatkan ada mental barrier dalam diri peneliti Indonesia.Ada kekhawatiran bahwa publikasinya akan ditolak. Menulis artikel memang membutuhkan skill atau keterampilan sendiri, sehingga tidak setiap peneliti dapat melakukannya tanpa latihan yang keras.

Kedua, minimnya dana penelitian dan fasilitas riset yang tersedia membuat mandulnya sebahagian besar para peneliti kita. Banyaknya publikasi ilmiah sedikit banyaknya akan menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan serta lahirnya inovasi-inovasi baru dalam industri yang berbasis pada hasil penelitian.

Thailand dan Malaysia adalah dua contoh negara yang inovasi teknologinya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi rakyatnya mulai tumbuh dari kekuatan sendiri. Hal ini tercermin dari jumlah artikel ilmiah internasional mereka hanya 38% untuk Thailand dan 31% untuk Malaysia yang melibatkan peneliti asing.

Sementara data artikel Indonesia yang melibatkan peneliti asing sepanjang 10 tahun terakhir tetap berada di kisaran 70%.

Keterbatasan

Dengan jumlah perguruan tinggi dan lembaga-lembaga riset yang ada di Indonesia yang mencapai sekitar 3.000 institusi, peralatan penelitian pada institusi riset masih sangat kurang.Di sebagian besar laboratorium peralatan yang tersedia hanyalah peralatan gelas untuk praktikum dasar, sementara peralatan untuk penelitian yang lebih komprehensif sangat terbatas.

Pengiriman jumlah peneliti untuk mencapai gelar PhD di luar negeri harus diikuti dengan penyediaan dana dan peralatan penelitian di setiap laboratorium. Jika tidak, gelar PhD akan menjadi sia-sia dan tidak produktif.

Malaysia dengan jumlah PhD 8.000 orang pada 2008 mampu menghasilkan karya ilmiah pada jurnal internasional bergengsi sebanyak 8.000 lebih. Jumlah ini pun masih dirasa kurang oleh pemerintah Malaysia untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan menghasilkan inovasi-inovasi baru untuk kemajuan industri mereka.

Melalui MyBrain 15,Pemerintah Malaysia pada 2008 telah mensponsori hampir 4.000 orang untuk mengambil gelar PhD, 60% di antaranya studi di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia,Jepang,dan Selandia Baru.Malaysia juga menargetkan akan mempunyai 60.000 orang PhD pada 2020.

Indonesia dengan jumlah PhD mencapai 23.000 orang hanya menghasilkan 1.233 artikel. Dengan kondisi begini, impian akan lahir pemenang nobel dari Indonesia hanya akan menggantung di awang-awang.

Grand Design

Indonesia yang kaya akan sumber daya alam (SDA) bisa menjadi raksasa dunia dalam bidang ekonomi jika para ilmuannya aktif meneliti dan mengkaji berbagai potensi sumber daya alam (SDA) yang tersedia. Dan juga sebaliknya, ketersediaan SDA Indonesia yang melimpah harus menjadi kekuatan dan tema besar dari peneliti-peneliti Indonesia.

Tanpa pengetahuan yang berbasis riset, akan sulit bagi kita untuk bernegosiasi dengan para pengusaha atau pelaku industri lainnya yang cenderung untuk membeli teknologi yang sudah jadi meskipun mahal. Harus ada satu kesatuan dari kekuatan potensi lokal sebagai sumber atau bahan penelitian dengan ketersediaan para peneliti dan dukungan peralatan dan dana.

Setiap institusi riset sudah harus memetakan kekuatan sumber daya manusia (SDM) dan SDA yang tersedia yang dapat menjadi bahan kajian. Adanya pusat-pusat keunggulan (center of excellence) yang tidak saling tumpang tindih antara satu lembaga riset dan lembaga riset lainnya termasuk tumpang tindih bidang kajian akan menjadi kekuatan raksasa jika bisa dikelola dengan baik.

Dana riset yang mulai dialokasikan dalam APBN dalam jumlah yang cukup besar.Beberapa universitas yang sudah menghasilkan doktor-doktor baru harus sudah berani mewajibkan para penelitinya untuk menghasilkan publikasi ilmiah pada jurnal internasional bergengsi.

Mungkin untuk awalnya bisa diterapkan bagi para peneliti yang mendapatkan dana penelitian di atas Rp100 juta,termasuk juga bagi mereka yang akan mendapatkan gelar doktor dari institusi pendidikan di Indonesia.

Memublikasikan hasil penelitian pada jurnal internasional dengan impact factor tinggi merupakan salah satu bukti pertanggungjawaban ilmiah dari penelitian yang dilakukan. Menulis artikel tidak sulit jika kita punya keinginan dan mau berlatih keras. Apalagi saat ini semua proses untuk pemuatan artikel di jurnal internasional dilakukan lewat internet.

Mulai dari proses pengiriman naskah,revisi,jawaban atas pertanyaan, hingga ke penerbitan dilakukan melalui sistem elektronik dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama.●