Kamis, 18 Februari 2010

Mahasiswa Nanoteknologi Indonesia


Sejarah Singkat

Dilatar belakangi oleh kebutuhan Mahasiswa akan perkembangan seputar informasi teknologi baru, dalam kaitannya "Nano Technology" maka kami berusaha dan bekerja keras sesuai dengan bidang dan minat kami dalam penelitian pendahuluan Teknologi Nano.

Dibentklah Forum Sederhana namun memiliki harapan dan visi yang jauh kedepan yaitu:


"Mewujudkan Mahasiswa Indoensia yang Melek akan Teknologi Nano, Berkontribusi dan menjadi Agen Peneliti Handal serta Profesional dalam bidang Nano Teknologi"


Motto:

Nano Teknologi Indonesia untuk Dunia

Team Leader:

Angga Fuja W.



Visi

Menjadikan Mahasiswa Indonesia berkemampuan iptek yang berdaya saing secara global melalui jejaring nanoteknologi.

Misi


* Melakukan pelatihan, seminar, kerjasama di tingkat nasional maupun internasional, dan kegiatan lain yang mendukung pengembangan nanosains dan nanoteknologi di Indonesia.

* Mengoordinasi dan mengkomunikasi penelitian lintas institusi keilmuan dalam bidang nano sehingga terjadi sinergisitas untuk memajukan IPTEK yang berdaya saing melalui jejaring nano (Nano-Network).

* Melakukan studi roadmap untuk penguasaan dan implementasi nanosains dan nanoteknologi, juga untuk isu-isu strategis dalam nanosains dan nanoteknologi, dan memberi masukan/saran kepada pemegang kepentingan terkait (Nano-Strategy).
* Kajian trend penelitian nano di dunia untuk menjaga kesinambungan informasi dalam hal IPTEK nano (Nano-Trend).

* Meningkatkan sosialisasi dan membangun kesadaran akan pentingnya penguasaan nanosains dan nanoteknologi dalam skala yang lebih besar melalui diskusi dan kurikulum sekolah (Nano-Education).





Program-program

1. Membangun jaringan penelitian nano teknologi di indonesia

2. Membangun Pusat Pendidikan Nanoteknologi Indonesia

3. 10 Tahun Kedepan tiap Provinsi mempunyai SMK Nano Teknologi Indonesia

4. 18 Tahun Mendatang Indonesia Mempunyai 800 Orang Peneliti Profesional Bidang Nano Teknologi

5. Memasyarakatkan Teknologi Nano


Sekilas Nano Teknologi

Nanotechnology

From Wikipedia, the free encyclopedia


Part of a series of articles on

Nanotechnology

History
Implications
Applications
Regulation
Organizations
Popular culture
List of topics


Nanomaterials

Fullerene
Carbon Nanotubes
Nanoparticles

Nanomedicine

Nanotoxicology
Nanosensor

Molecular self-assembly

Self-assembled monolayer
Supramolecular assembly
DNA nanotechnology

Nanoelectronics

Molecular electronics
Nanolithography

Scanning probe microscopy

Atomic force microscope
Scanning tunneling microscope

Molecular nanotechnology

Molecular assembler
Nanorobotics
Mechanosynthesis

Nanotechnology Portal
v d e

Nanotechnology, shortened to "nanotech", is the study of the controlling of matter on an atomic and molecular scale. Generally nanotechnology deals with structures sized between 1 to 100 nanometer in at least one dimension, and involves developing materials or devices within that size.

Nanotechnology is very diverse, ranging from extensions of conventional device physics to completely new approaches based upon molecular self-assembly, from developing new materials with dimensions on the nanoscale to investigating whether we can directly control matter on the atomic scale.

There has been much debate on the future implications of nanotechnology. Nanotechnology has the potential to create many new materials and devices with a vast range of applications, such as in medicine, electronics, biomaterials and energy production. On the other hand, nanotechnology raises many of the same issues as with any introduction of new technology, including concerns about the toxicity and environmental impact of nanomaterials,[1] and their potential effects on global economics, as well as speculation about various doomsday scenarios. These concerns have led to a debate among advocacy groups and governments on whether special regulation of nanotechnology is warranted.



Pendahuluan

Nanoteknologi merupakan bidang yang sangat multidisiplin, mulai dari fisika terapan, ilmu material, sains koloid dan antarmuka, fisika alat, kimia supramolekul (yang merujuk bidang kimia yang memusatkan perhatian pada interaksi ikatan nonkovalen antarmolekul), mesin pengganda-diri dan robotika, teknik kimia, teknik mesin, rekayasa biologi, dan teknik elektro.


Lihat pula


Individu yang berhubungan


Topik


Pranala luar

Artikel

Jurnal dan Berita

Laboratorium

Lainnya

Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

Selasa, 16 Februari 2010

Nuklir Indonesia

Masyarakat Nuklir Indonesia


Indonesian Nuclear Society


The Indonesian Nuclear Society was launched in the mid-1960s,

(when first reactor in Indonesia launched [Triga Mark II at Bandung] a time of growing interest in employing peaceful applications of nuclear science and technology for bettering the lives of people in the Indonesian and around the world.

Diaktifkan kembali karena kebutuhannya untuk memenuhi tantangan sekarang dan di masa depan khususnya penyediaan energi dan pemanfaatan ilmu seta teknologi Nuklir untuk Perdamaian



Visi


Pendukung dan Pengembang Program IPTEK Nuklir untuk Perdamaian di Indonesia

18 Reaktor Nuklir Indonesia tahun 2040

Tersedianya sarana pendamping disetiap reaktor

1. Pusat Pendidikan dan Latihan

2. Pusat Inovasi, Penelitian dan Pengembangan


Misi


1. Wahana Edukasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir

2. Sarana penampung aspirasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir


Program

1. Pertemuan Rutin Pertahun

2. Publikasi dan Edukasi Masyarakat


Fokus


5 Tahun Pertama

(2010-2015)



5 Tahun Kedua

(2015-2020)


5 Tahun Ketiga

(2020-2025)


5 Tahun Keempat

(2025-2030)


5 Tahun Kelima

(2030-2035)


5 Tahun Keenam

(2035-2040)

STATUS PLTN DI DUNIA
NEGARA PLTN Beroperasi PLTN Dalam Konstruksi
Jumlah Unit Total GW(e) Jumlah Unit Total GW(e)
Amerika Serikat
104
99.21
0
0.00
Perancis
59
63.36
0
0.00
Jepang
56
47.84
1
0.87
Rusia
31
21.74
4
3.78
Inggris
23
11.85
0
0.00
Korea Selatan
20
16.81
0
0.00
Kanada
18
12.60
0
0.00
Jerman
17
20.34
0
0.00
Ukraina
15
13.11
2
1.90
India
15
3.04
8
3.60
Swedia
10
8.92
0
0.00
Spanyol
9
7.59
0
0.00
Cina
9
6.60
2
2.00
Belgia
7
5.80
0
0.00
Taiwan
6
4.88
2
2.60
Republik Ceko
6
3.53
0
0.00
NEGARA PLTN Beroperasi PLTN Dalam Konstruksi
Jumlah Unit Total GW(e) Jumlah Unit Total GW(e)
Slowakia
6
2.44
0
0.00
Swiss
5
3.22
0
0.00
Bulgaria
4
2.72
0
0.00
Finlandia
4
2.68
1
1.60
Hungaria
4
1.76
0
0.00
Brazil
2
1.90
0
0.00
Afrika Selatan
2
1.80
0
0.00
Meksiko
2
1.31
0
0.00
Argentina
2
0.94
1
0.69
Pakistan
2
0.43
1
0.30
Lithuania
1
1.19
0
0.00
Slovenia
1
0.66
0
0.00
Rumania
1
0.66
1
0.66
Belanda
1
0.45
0
0.00
Armenia
1
0.38
0
0.00
Iran
0
0.00
1
0.92
Jumlah 443 369.73 24 18.91

Nuklir Indonesia

Masyarakat Nuklir Indonesia


Indonesian Nuclear Society


The Indonesian Nuclear Society was launched in the mid-1960s,

(when first reactor in Indonesia launched [Triga Mark II at Bandung] a time of growing interest in employing peaceful applications of nuclear science and technology for bettering the lives of people in the Indonesian and around the world.

Diaktifkan kembali karena kebutuhannya untuk memenuhi tantangan sekarang dan di masa depan khususnya penyediaan energi dan pemanfaatan ilmu seta teknologi Nuklir untuk Perdamaian



Visi


Pendukung dan Pengembang Program IPTEK Nuklir untuk Perdamaian di Indonesia

18 Reaktor Nuklir Indonesia tahun 2040

Tersedianya sarana pendamping disetiap reaktor

1. Pusat Pendidikan dan Latihan

2. Pusat Inovasi, Penelitian dan Pengembangan


Misi


1. Wahana Edukasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir

2. Sarana penampung aspirasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir


Program

1. Pertemuan Rutin Pertahun

2. Publikasi dan Edukasi Masyarakat


Fokus


5 Tahun Pertama

(2010-2015)



5 Tahun Kedua

(2015-2020)


5 Tahun Ketiga

(2020-2025)


5 Tahun Keempat

(2025-2030)


5 Tahun Kelima

(2030-2035)


5 Tahun Keenam

(2035-2040)

Apa saja sih jenis PLTN itu?

Pressurized Water Reactor (PWR)


PWR adalah jenis reaktor daya nuklir yang menggunakan air ringan biasa sebagai pendingin maupun moderator neutron. Reaktor ini pertama sekali dirancang oleh Westinghouse Bettis Atomic Power Laboratory untuk kepentingan kapal perang, tetapi kemudian rancangan ini dijadikan komersial oleh Westinghouse Nuclear Power Division. Reaktor PWR komersial pertama dibangun di Shippingport, Amerika Serikat yang beroperasi sampai tahun 1982.

Selain Westinghouse, banyak perusahaan lain seperti Asea Brown Boveri-Combustion Engineering (ABB-CE), Framatome, Kraftwerk Union, Siemens, and Mitsubishi yang mengembangkan dan membangun reaktor PWR ini. Reaktor jenis ini merupakan jenis reaktor yang paling umum. Lebih dari 230 buah reaktor digunakan untuk menghasilkan listrik, dan beberapa ratus lainnya digunakan sebagai tenaga penggerak kapal.


Gambar Skema Reaktor Pressurized Water Reactor (PWR)


Pada reaktor jenis PWR, aliran pendingin utama yang berada di teras reaktor bersuhu mencapai 325oC sehingga perlu diberi tekanan tertentu (sekitar 155 atm) oleh perangkat pressurizer sehingga air tidak dapat mendidih. Pemindah panas, generator uap, digunakan untuk memindahkan panas ke aliran pendingin sekunder yang kemudian mendidih menjadi uap air dan menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik. Uap kemudian diembunkan di dalam kondenser menjadi aliran pendingin sekunder. Aliran ini kembali memasuki generator uap dan menjadi uap kembali, memasuki turbin, dan demikian seterusnya

Boiling water reactor (BWR)


Reaktor jenis BWR merupakan rancangan reaktor jenis air ringan sebagai pendingin dan moderator, yang juga digunakan di beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Reaktor BWR pertama sekali dirancang oleh Allis-Chambers dan General Electric (GE). Sampai saat ini, hanya rancangan General Electric yang masih bertahan. Reaktor BWR rancangan General Electric dibangun di Humboldt Bay di California. Perusahaan lain yang mengembangkan dan membangun reaktor BWR ini adalah ASEA-Atom, Kraftwerk Union, Hitachi. Reaktor ini mempunyai banyak persamaan dengan reaktor PWR; perbedaan yang paling kentara ialah pada reaktor BWR, uap yang digunakan untuk memutar turbin dihasilkan langsung oleh teras reaktor.


Gambar Skema Reaktor Boiling Water Reactor (BWR)


Pada reaktor BWR hanya terdapat satu sirkuit aliran pendingin yang bertekanan rendah (sekitar 75 atm) sehingga aliran pendingin tersebut dapat mendidih di dalam teras mencapai suhu 285oC. Uap yang dihasilkan tersebut mengalir menuju perangkat pemisah dan pengering uap yang terletak di atas teras kemudian menuju turbin. Karena air yang berada di sekitar teras selalu mengalami kontaminasi oleh peluruhan radionuklida, maka turbin harus diberi perisai dan perlindungan radiasi sewaktu masa pemeliharaan. Kebanyakan zat radioaktif yang terdapat pada air tersebut beumur paro sangat singkat, misalnya N-16 dengan umur paro 7 detik sehingga ruang turbin dapat dimasuki sesaat setelah reaktor dipadamkan. Uap tersebut kemudian memasuki turbin-generator. Setelah turbin digerakkan, uap diembunkan di kondenser menjadi aliran pendingin, kemudian dipompa ke reaktor dan memulai siklus kembali seperti di atas.

Reaktor Air Didih Lanjut (Advanced Boiling Water Reactor, ABWR)


ABWR adalah reaktor air didih lanjut, yaitu tipe modifikasi dari reaktor air didih yang ada pada saat ini. Perbaikan ditekankan pada keandalan, keselamatan, limbah yang rendah, kemudahan operasi dan faktor ekonomi. Perlengkapan khas ABWR yang mengalami perbaikan desain adalah (1) pompa internal, (2) penggerak batang kendali, (3) alat pengatur aliran uap, (4) sistem pendinginan teras darurat, (5) sungkup reaktor dari beton pra-tekan, (6) turbin, (7) alat pemanas untuk pemisah uap (penurun kelembaban), (8) sistem kendali dijital dan lain-lain.

Reaktor CANDU


Reaktor CANDU atau CANada Deuterium Uranium adalah jenis reaktor air berat bertekanan yang menggunakan Uranium alam oksida sebagai bahan bakar. Reaktor ini dirancang oleh Atomic Energy Canada Limited (AECL) semenjak tahun 1950 di Kanada. Karena menggunakan bahan bakar Uranium alam, maka reaktor ini membuthkan moderator yang lebih efisien seperti air berat


Gambar Skema Reaktor CANDU atau CA Nada Deuterium Uranium


Moderator reaktor CANDU terletak pada tangki besar yang disebut calandria, yang disusun oleh tabung-tabung bertekanan horisontal yang digunakan sebagai tempat bahan bakar, didinginkan oleh aliran air berat bertekanan tinggi yang mengalir melewati tangki calandria ini sampai mencapai suhu 290oC. Sama seperti Reaktor PWR, uap dihasilkan oleh aliran pendingin sekunder yang mendapat panas dari aliran pendingin utama. Dengan digunakannya tabung-tabung bertekanan sebagai tempat bahan bakar, memungkinkan untuk mengisi bahan bakar tanpa memadamkan reaktor dengan memisahkan tabung bahan bakar yang akan diisi dari aliran pendingin.

Reaktor tabung tekan


Reaktor tabung tekan merupakan reaktor yang terasnya tersusun atas pendingin air ringan (ada juga air berat) dan moderator air berat atau pendingin air ringan dan moderator grafit dalam pipa kalandria. Bahan pendingin dan bahan moderator dipisahkan oleh pipa tekan, sehingga bahan pendingin dan bahan moderator dapat dipilih secara terpisah. Pada kenyataannya terdapat variasi gabungan misalnya pendingin air ringan moderator air berat (Steam-Generating Heavy Water Reactor, SGHWR), pendingin air berat moderator air berat (Canadian Deuterium Uranium, CANDU), pendingin air ringan moderator grafit (Channel Type Graphite-moderated Water-cooled Reactor, RBMK). Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan, energi panas yang timbul pada kanal bahan bakar diubah menjadi energi penggerak turbin dan digunakan pada pembangkit listrik. Disebut juga rektor nuklir tipe kanal.

Pebble Bed Modular Reactor (PBMR)


Reaktor PBMR menawarkan tingkat keamanan yang baik. Proyek PBMR masa kini merupakan lanjutan dari usaha masa lalu dan dipiloti oleh konglomerat internasional USA berbasis Exelon Corporation (Commonwealth Edison PECO Energy), British Nuclear Fuels Limited dan South African based ESKOM sebagai perusahaan reaktor.


Gambar Skema PBMR


PBMR menggunakan helium sebagai pendingin reaktor, berbahan bakar partikel uranium dioksida yang diperkaya, yang dilapisi dengan Silikon Karbida berdiameter kurang dari 1mm, dirangkai dalam matriks grafit. Bahan bakar ini terbukti tahan hingga suhu 1600oC dan tidak akan meleleh di bawah 3500oC. Bahan bakar dalam bola grafit akan bersirkulasi melalui inti reaktor karena itu disebut sistem pebble-bed.

Reaktor Magnox



Gambar Skema Reaktor Magnox


Reaktor Magnox merupakan reaktor tipe lama dengan siklus bahan bakar yang sangat singkat (tidak ekonomis), dan dapat menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir. Reaktor ini dikembangkan pertama sekali di Inggris dan di Inggris terdapat 11 PLTN dengan menggunakan 26 buah reaktor Magnox ini. Sampai tahun 2005 ini, hanya tinggal 4 buah reaktor Magnox yang beroperasi di Inggris dan akan didekomisioning pada tahun 2010.

Reaktor Magnox menggunakan CO2 bertekanan sebagai pendingin, grafit sebagai moderator dan berbahan bakar Uranium alam dengan logam Magnox sebagai pengungkung bahan bakarnya. Magnox merupakan nama dari logam campuran yaitu dengan logam utama Magnesium dengan sedikit Aluminium dan logam lainnya, yang digunakan sebagai pengungkung bahan bakar logam Uranium alam dengan penutup yang tidak mudah teroksidasi untuk menampung hasil fisi.

Advanced Gas-cooled Reactor (AGR)


Advanced Gas-Cooled Reactor (AGR) merupakan reaktor generasi kedua dari reaktor berpendingin gas yang dikembangkan Inggris. AGR merupakan pengembangan dari reaktor Magnox. Reaktor ini menggunakan grafit sebagai moderator netron, CO2 sebagai pendingin dan bahan bakarnya adalah pelet Uranium oksida yang diperkaya 2,5%-3,5% yang dikungkung di dalam tabung stainless steel. Gas CO2 yang mengalir di teras mencapai suhu 650oC dan kemudian memasuki tabung generator uap. Kemudian uap yang memasuki turbin akan diambil panasnya untuk menggerakkan turbin. Gas telah kehilangan panas masuk kembali ke teras.


Gambar Skema Advanced Gas-cooled Reactor (AGR)


Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty


RBMK merupakan singkatan dari Russian Reaktor Bolshoi Moshchnosty Kanalny yang berari reaktor Rusia dengan saluran daya yang besar. Pada tahun 2004 masih terdapat beberapa reaktor RMBK yang masih beroperasi, namun tidak ada rencana untuk membangun reaktor jenis ini lagi. Keunikan reaktor RBMK terdapat pada moderator grafitnya yang dilengkapi dengan tabung untuk bahan bakar dan tabung untuk aliran pendingin.


Gambar Skema RBMK


Pada rancangan reaktor RBMK, terjadi pendidihan aliran pendingin di teras samapi mencapai suhu 290°C. Uap yang dihasilkan kemudian masuk ke perangkat pemisah uap yang memisahkan air dari uap. Uap yang telah dipisahkan kemudian mengalir menuju turbin, seperti pada rancangan reaktor BWR. Masalah yang dihadapi pada BWR yaitu uap yang dihasilkan bersifat radioaktif juga terjadi pada reaktor ini. Namun, dengan adanya pemisahan uap, maka terdapat waktu jeda yang menurunkan radiasi di sekitar turbin. Dengan menggunakan moderasi netron yang sangat bergantung pada grafit, apabila terjadi pendidihan yang berlebihan, maka aliran pendingin akan berkurang sehingga penyerapan netron juga berkurang, tetapi reaksi fisi akan semakin cepat sehingga dapat menimbulkan kecelakaan

Nuklir Indonesia

Memahami Fatwa Haram PLTN Muria

Oleh: Akhmad Zaini

Sebagian orang mungkin menyikapi dengan penuh keheranan terhadap fatwa haram yang dikeluarkan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Jepara, Jawa Tengah, atas rencana pembangunan PLTN Muria. Betapa tidak, kiai-kiai "kampung" yang ada di kota kecil itu berani memberikan hukum terhadap sebuah proyek besar yang selama ini menjadi perdebatan petinggi-petinggi dunia.

Apa pengetahuan mereka tentang nuklir? Kitab kuning apa yang mengupas tentang hukum nuklir dan menjadi rujukan para kiai itu? Mengapa mereka membawa nuklir ke ranah agama?

Kalau dikembangkan, tentu masih banyak pertanyaan yang bisa diajukan. Kesimpulannya bisa diduga, orang yang terheran-heran dan tidak bisa memahami keputusan "radikal" para kiai itu jauh lebih banyak daripada mereka yang tidak terheran-heran sekaligus bisa memahami.

Dalam konteks ini, bisa dimaklumi bila orang sekaliber Menristek Kusmayanto Kadiman memperlihatkan kesan heran dan ragu terhadap keputusan itu. Memang, Pak Menteri tersebut tidak menunjukkan sikapnya secara fulgar. Namun, dari pernyataannya, bisa dibaca bahwa mantan rektor ITB itu heran dan meragukan keabsahan fatwa tersebut.

Seperti yang telah dikutip Jawa Pos (4 September 2007), Pak Menteri itu mengatakan bahwa keputusan-keputusan ilmiah harus selalu didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan ilmiah. Yaitu, menggunakan rumus dan formula. Lalu, Pak Menteri bertanya, "Kalau di NU, adakah rumus, formula, atau modelnya?" (Jawa Pos, 4 September 2007).

Jadi, apakah itu memang keputusan aneh? Bagaimana semestinya keabsahan fatwa tersebut? Bagaimana seharusnya kita, khususnya pemerintah, menyikapi?

Menangkap Esensi Fatwa

Bila bicara keabsahan, tentu perdebatan panjang akan terjadi dan belum tentu ditemukan kata akhir. Di internal kiai-kiai NU yang memiliki dasar pemikiran sama pun bisa jadi ada perbedaan. Apalagi yang di luar NU dan memang memiliki basic pemikiran berbeda. Tentu tidak akan pernah ketemu. Dan, itu tidak kondusif bagi penciptaan kehidupan bersama yang demokratis dan saling menghormati.

Karena itu, alangkah baiknya bila kita mencari esensi di balik fatwa PC NU Jepara tersebut. Tidak tepat bila fatwa itu dipandang atau dinilai secara sepihak. Dalam arti, hanya menggunakan dasar pemikiran dan pengetahuan yang dimiliki, tanpa mencoba memahami dasar pemikiran yang digunakan para kiai tersebut.

Jika persoalan dikembalikan ke titik nol -terbebas dari kepentingan apa pun- yang dilakukan PC NU Jepara itu bukanlah hal yang aneh atau ganjil. Dalam khazanah keilmuan Islam, khususnya pesantren, memang dikenal dasar-dasar yang bisa dijadikan acuan untuk menghukumi sesuatu, termasuk PLTN. Dasar yang digunakan adalah kemaslahatan umat (maslahah mursalah) atau kesejahteraan umum.

Seperti yang diungkapkan pengurus PC NU Jepara, fatwa haram itu dikeluarkan setelah mereka mempertimbangkan manfaat dan mudarat proyek PTLN Muria. Menurut kajian dan analisis mereka, manfaat yang akan diperoleh proyek itu lebih kecil daripada bahaya atau mudarat yang akan diperoleh.

Memang, kajian tentang manfaat dan mudarat itu bisa diperdebatkan. Misalnya, seberapa jauh para kiai tersebut memahami bahaya (mudarat) yang akan ditimbulkan PLTN? Namun, hal itu bisa dijelaskan dengan menggunakan logika yang dibangun Ketua Umum PB NU KH Hasyim Muzadi.

Menurut Hasyim, pemahaman akan timbulnya bahaya atau mudarat itu muncul sebagai ekspresi atas lemahnya kepercayaan masyarakat (baca: kiai) kepada pemerintah. Para kiai khawatir pemerintah belum bisa memastikan keselamatan proyek PLTN. "Wong gardu listrik saja njebluk (meledak)," seloroh Hasyim.

Jika dasar pemikirannya itu, tentu banyak orang yang setuju. Wong Jepang yang memiliki kedisiplinan dan teknologi canggih saja bisa kebocoran, bagaimana dengan Indonesia? Tentu sangat beralasan jika hal tersebut diragukan. Bukankah kedisiplinan di sini masih menjadi barang langka?

Karena itu, pendekatan yang digunakan untuk menilai fatwa tersebut tidak boleh hitam-putih. Hanya semata-mata kiai dan agama. Namun, ada aspek-aspek sosial yang bisa dijadikan dasar berpikir untuk memahaminya.

Selain itu, seperti disebutkan di atas, secara keilmuan Islam, hal tersebut juga bisa dibenarkan. Sebab, fatwa atau hukum yang mereka keluarkan itu tidak bertentangan dengan hukum yang sudah ada yang berdasar pada nash (Alquran dan hadis) atau ijma (kesepakatan hukum para ulama yang sudah ada sebelumnya).

Selain itu, persoalan tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak dan masalahnya tidak berdasar dugaan. Bukankah kemungkinan nuklir bocor dan memakan korban banyak memang sesuatu yang nyata? Bukankah ketidakdisiplinan di negeri ini bukan hal yang baru lagi?

Hal yang perlu dipahami pula, penghukuman haram itu tentu tidak berlaku selamanya dan umum. Artinya, ketika alasan yang dijadikan pijakan sudah tidak ada, dengan sendirinya fatwa itu gugur atau tidak berlaku. Misalnya, kecanggihan teknologi terbukti secara meyakinkan bisa menjamin keamanan secara maksimal. Begitu juga bila proyek itu dilaksanakan di wilayah selain Muria yang memang aman dari penduduk.

Jadi, hukum yang dikeluarkan PC NU Jepara itu sifatnya relatif. PLTN hakikatnya bukanlah sesuatu yang haram. Energi nuklir adalah sesuatu yang netral. Seperti dikatakan Hasyim, PLTN tidak ada hubungannya dengan halal-haram. Namun, proyek PLTN Muria dikenai fatwa haram karena terkait dengan sejumlah alasan seperti yang disebutkan di atas. Yakni, manfaat dan mudarat bagi warga di sana.

Oleh karena itu, tidak perlu lagi fatwa tersebut dikonfrontasikan dengan pengurus NU di atasnya (PW NU dan PB NU) atau kiai lain di luar mereka yang terlibat dalam pembuatan fatwa itu. Atau diperdebatkan dengan pakar-pakar nuklir. Sebab, hakikatnya, hukum itu kaitannya hanya dengan warga sekitar Muria. Mereka merasa khawatir dan cemas karena tidak percaya terhadap keamanan proyek tersebut.
Wassalam!


(Indo Pos, Rabu, 5 September 2007)


Masyarakat Nuklir Indonesia


Indonesian Nuclear Society


The Indonesian Nuclear Society was launched in the mid-1960s,

(when first reactor in Indonesia launched [Triga Mark II at Bandung] a time of growing interest in employing peaceful applications of nuclear science and technology for bettering the lives of people in the Indonesian and around the world.

Diaktifkan kembali karena kebutuhannya untuk memenuhi tantangan sekarang dan di masa depan khususnya penyediaan energi dan pemanfaatan ilmu seta teknologi Nuklir untuk Perdamaian



Visi


Pendukung dan Pengembang Program IPTEK Nuklir untuk Perdamaian di Indonesia

18 Reaktor Nuklir Indonesia tahun 2040

Tersedianya sarana pendamping disetiap reaktor

1. Pusat Pendidikan dan Latihan

2. Pusat Inovasi, Penelitian dan Pengembangan


Misi


1. Wahana Edukasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir

2. Sarana penampung aspirasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir


Program

1. Pertemuan Rutin Pertahun

2. Publikasi dan Edukasi Masyarakat


Fokus


5 Tahun Pertama

(2010-2015)



5 Tahun Kedua

(2015-2020)


5 Tahun Ketiga

(2020-2025)


5 Tahun Keempat

(2025-2030)


5 Tahun Kelima

(2030-2035)


5 Tahun Keenam

(2035-2040)

Nuklir Indonesia

Pemerintah Diimbau Lakukan Tender PLTN: 2002-2014

Apa itu PLTN?
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan energi panas yang sangat besar.

Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan untuk PLTN yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe. Sampai tahun 2006 terdapat 443 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia.

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menganjurkan pemerintah untuk mulai melakukan tender pada 2008 jika rencana pembangunan fisik Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) akan dimulai pada 2010 mendatang. Sehingga pada 2016 nanti diperkirakan sudah dapat memproduksi listrik.

Deputi Kepala Batan Bidang Penelitian Dasar dan Terapan RCA National Representative of Indonesia, Dr. Paramudita Anggraita mengatakan, berdasarkan penelitian Batan dalam kurun waktu 2002-2014 Indonesia akan mengalami krisis energi khususnya untuk minyak bumi dan batu bara.

Untuk itu, diperlukan diversifikasi energi seperti dengan angin, air, dan tenaga surya. Namun, yang disayangkan biaya operasionalnya masih mahal. "Bisa saja diversifikasi dengan minyak sawit yang diolah menjadi bio diesel, tetapi dampaknya justru membuat harga minyak goreng melejit, ini juga merugikan masyarakat," katanya, di Bandung, Selasa (16/7).

Untuk itu, menurut dia, perlu direncanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk menghadapi krisis energi yang akan berlangsung pada 10 tahun ke depan. "Program PLTN ini sudah direncanakan sebenarnya sejak tahun '70-an, tetapi baru bisa terealisasi sekarang. Namun, ini pun masih terhambat kendala di lapangan, seperti penolakan dari masyarakat," ungkapnya.

Dituturkan dia, pada rencana pembangunan PLTN perlu dicari lokasi yang sesuai. "Untuk lokasi PLTN ini, kami sudah melakukan studi kelayakan. Yang sesuai dengan di daerah Pantai Utara. Namun, kita juga masih mencari yang menjorok sehingga dapat menjangkau energi di seluruh pulau. Kami, temukan di Gunung Muria, Jepara," ujarnya.

Menurut dia, lokasi tersebut cocok karena gunungnya sudah tidak aktif lagi. PLTN ini, menurut dia, memiliki kapasitas hingga 4000 mw. "Untuk kapasitas, kami tidak langsung membuat 4000 MW, tetapi bertahap, tahap I 2000 mw dan tahap II 2000 mw," katanya.

Tahun depan

Untuk mengatasi krisis energi yang diperkirakan akan terjadi pada 2014 nanti, Pramudita menjelaskan perlu percepatan pembangunan, empat tahun dari sekarang. "Sehingga tahun 2015 selesai dan setahun kemudian sudah bisa dipergunakan.

Sementara itu, menurut Deputi Kepala Bid. Pengkajian Keselamatan Nuklir (Bapeten), Ir. As Natio Lasman, semakin banyak populasi suatu negara maka diperlukan high energy untuk bahan bakar atau listrik. Dengan PLTN ini, menurut dia, bisa memenuhi kebutuhan energi di Indonesia pada masa mendatang, dengan perhitungan 1 gram uranium setara dengan energi yang dihasilkan 3 ton batu bara.

Selain besarnya energi yang dihasilkan, menurut dia, efek uranium ini tidak sebesar polusi yang dihasilkan batu bara, yang menghasilkan Co2 sehingga menyebabkan hujan asam dan pemanasan global. "Dengan PLTN, pasokan listrik akan aman karena ketersediaan bahan bakarnya sangat cukup untuk jangka waktu yang panjang, yaitu 60 tahun. Begitu pun pemakaian bahan bakar yang satu ini bisa lebih irit dan tidak menimbulkan polusi lingkungan," ungkapnya.

Ditambahkan, Deputi Kepala Batan Bid. Pengembangan Teknologi Daur Bahan Nuklir dan Rekayasa, Ir. Karyono HS., dalam program pembangunan, harus memberikan penjelasan kepada masyarakat karena semua teknologi itu pasti ada manfaatnya, tetapi tidak terlepas dari risiko.


Sumber: Pikiran Rakyat


Masyarakat Nuklir Indonesia


Indonesian Nuclear Society


The Indonesian Nuclear Society was launched in the mid-1960s,

(when first reactor in Indonesia launched [Triga Mark II at Bandung] a time of growing interest in employing peaceful applications of nuclear science and technology for bettering the lives of people in the Indonesian and around the world.

Diaktifkan kembali karena kebutuhannya untuk memenuhi tantangan sekarang dan di masa depan khususnya penyediaan energi dan pemanfaatan ilmu seta teknologi Nuklir untuk Perdamaian



Visi


Pendukung dan Pengembang Program IPTEK Nuklir untuk Perdamaian di Indonesia

18 Reaktor Nuklir Indonesia tahun 2040

Tersedianya sarana pendamping disetiap reaktor

1. Pusat Pendidikan dan Latihan

2. Pusat Inovasi, Penelitian dan Pengembangan


Misi


1. Wahana Edukasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir

2. Sarana penampung aspirasi masyarakat mengenai IPTEK Nuklir


Program

1. Pertemuan Rutin Pertahun

2. Publikasi dan Edukasi Masyarakat


Fokus


5 Tahun Pertama

(2010-2015)



5 Tahun Kedua

(2015-2020)


5 Tahun Ketiga

(2020-2025)


5 Tahun Keempat

(2025-2030)


5 Tahun Kelima

(2030-2035)


5 Tahun Keenam

(2035-2040)